Tumbuh di Tengah Tekanan: Analis Ungkap Kinerja Ekonomi Rumah Tangga Masih Tertatih Meski Angka Pertumbuhan Positif

Tumbuh di Tengah Tekanan: Analis Ungkap Kinerja Ekonomi Rumah Tangga Masih Tertatih Meski Angka Pertumbuhan Positif

JAKARTA (cvtogel) – Data ekonomi terbaru menunjukkan bahwa Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia secara umum mencatatkan pertumbuhan positif, namun para ekonom dan pengamat menyoroti adanya ketimpangan. Kinerja ekonomi rumah tangga atau konsumsi masyarakat—yang merupakan penopang utama pertumbuhan ekonomi—dinilai masih tertatih-tatih dan belum sepenuhnya pulih dari tekanan pasca-pandemi serta lonjakan harga pangan.


 

I. Pertumbuhan PDB yang Tidak Merata

 

Meskipun secara angka PDB tumbuh di kisaran 5% (Year-on-Year), kontribusi dari konsumsi rumah tangga (yang menyumbang lebih dari 50% PDB) belum menunjukkan akselerasi yang kuat dan stabil seperti yang diharapkan.

  • Faktor Penyebab: Ekonom senior dari [Sebutkan Lembaga Ekonomi – jika ada di sumber], Dr. Fajar Pratama, menjelaskan bahwa pertumbuhan yang “tertatih” ini disebabkan oleh kombinasi beberapa faktor:
    1. Inflasi Pangan: Kenaikan harga pangan, terutama beras dan komoditas utama lainnya, menggerus daya beli masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah. Sebagian besar dana rumah tangga habis untuk kebutuhan pokok.
    2. Suku Bunga Tinggi: Suku bunga acuan yang masih berada di level tinggi menghambat pertumbuhan kredit konsumsi dan menahan masyarakat untuk melakukan pembelian besar (seperti properti atau kendaraan).
    3. Ketidakpastian Lapangan Kerja: Pemulihan lapangan kerja yang belum merata di sektor formal dan informal membuat masyarakat menahan diri untuk membelanjakan uangnya (wait and see).

 

II. Gap Konsumsi: Masyarakat Atas vs Bawah

 

Analisis lebih lanjut menunjukkan adanya kesenjangan yang mencolok dalam pola konsumsi:

  • Masyarakat Atas (Kelompok A): Pertumbuhan konsumsi lebih didominasi oleh kelompok berpenghasilan tinggi (high-income segment), yang tercermin dari meningkatnya penjualan mobil mewah, leisure, dan produk premium.
  • Masyarakat Bawah (Kelompok C dan D): Konsumsi kelompok ini, yang seharusnya menjadi pendorong utama PDB, masih bergerak lambat dan didominasi oleh konsumsi esensial (kebutuhan pangan dan energi), dengan pertumbuhan yang stagnan di sektor non-esensial.

 

III. Rekomendasi Kebijakan untuk Mendorong Konsumsi

 

Pemerintah didesak untuk fokus pada kebijakan yang dapat memberikan stimulus langsung ke ekonomi rumah tangga di tingkat bawah dan menengah.

  1. Pengendalian Harga Pangan: Prioritas utama adalah menstabilkan dan menurunkan harga pangan melalui koordinasi supply chain dan peningkatan produksi domestik.
  2. Bantuan Tunai Tepat Sasaran: Melanjutkan dan memperluas program bantuan sosial (Bansos) yang efektif, seperti Program Keluarga Harapan (PKH) atau Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang dapat meningkatkan daya beli kelompok rentan.
  3. Penciptaan Lapangan Kerja Padat Karya: Mendorong investasi di sektor padat karya yang menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar untuk meningkatkan pendapatan riil masyarakat.

Tanpa pemulihan konsumsi rumah tangga yang merata, pertumbuhan ekonomi positif yang dicatatkan secara makro akan terasa hampa bagi sebagian besar rakyat.