RI Dihantui COVID-19 ‘Stratus’, Ini Bedanya dengan Varian Lain

RI Dihantui COVID-19 ‘Stratus’, Ini Bedanya dengan Varian Lain

Jakarta, Indonesia – Di pttogel tengah situasi yang mulai kembali stabil, kekhawatiran baru muncul dari kemunculan varian COVID-19 terbaru yang disebut ‘Stratus’. Varian ini mulai terdeteksi di sejumlah negara, termasuk potensi penyebarannya di Indonesia. Pemerintah dan ahli epidemiologi kini mewaspadai lonjakan kasus akibat varian tersebut. Apa sebenarnya varian ‘Stratus’ ini, dan bagaimana perbedaannya dengan varian-varian COVID-19 sebelumnya?


Apa Itu Varian ‘Stratus’?

Varian ‘Stratus’ merupakan bagian dari keluarga besar SARS-CoV-2, virus penyebab COVID-19. Nama ‘Stratus’ sendiri bukanlah nama resmi dari WHO, melainkan sebutan populer yang digunakan untuk menyederhanakan penyebutan varian dari garis keturunan virus Omicron yang telah mengalami mutasi lanjutan. Secara teknis, varian ini dikategorikan dalam sublineage dari Omicron, yaitu varian yang mendominasi sejak akhir 2021 hingga sekarang.

Varian ini muncul dengan mutasi baru pada protein spike—bagian dari virus yang memungkinkan menempel pada sel tubuh manusia. Mutasi ini membuat varian ‘Stratus’ lebih mudah menular dan berpotensi menghindari sebagian dari perlindungan vaksin generasi awal.

baca juga: ini-khasiat-kelapa-bakar-untuk-tubuh-tak-banyak-yang-tahu


Gejala dan Perbedaannya dengan Varian Sebelumnya

Meskipun masih merupakan bagian dari keluarga Omicron, varian ‘Stratus’ menunjukkan beberapa perbedaan gejala yang dilaporkan oleh pasien, di antaranya:

  • Gejala dominan: sakit tenggorokan, batuk kering, kelelahan, dan pilek. Demam cenderung lebih jarang terjadi dibandingkan dengan varian Delta.

  • Penularan cepat: Seperti subvarian Omicron lainnya, ‘Stratus’ memiliki kemampuan penyebaran yang sangat cepat. Beberapa negara melaporkan lonjakan kasus dalam hitungan minggu setelah terdeteksi pertama kali.

  • Reinfeksi lebih tinggi: Mereka yang sudah pernah terinfeksi COVID-19 atau sudah divaksinasi masih bisa terpapar, meskipun dengan gejala yang cenderung lebih ringan.

Jika dibandingkan dengan varian Delta yang lebih banyak menyebabkan infeksi berat dan gejala serius seperti sesak napas serta penurunan saturasi oksigen, varian ‘Stratus’ cenderung menyebabkan infeksi ringan hingga sedang. Namun, risiko tetap tinggi bagi kelompok rentan seperti lansia, penderita komorbid, dan orang dengan sistem imun lemah.


Kekhawatiran di Indonesia

Indonesia sendiri belum mengumumkan status darurat akibat varian ‘Stratus’. Namun, sejumlah rumah sakit di kota-kota besar mulai mencatat peningkatan jumlah pasien dengan gejala mirip COVID-19. Kementerian Kesehatan telah memperketat pengawasan pintu masuk negara serta memperkuat program tes genome sequencing untuk mendeteksi keberadaan varian ini.

Juru Bicara Kementerian Kesehatan menyebutkan bahwa masyarakat diimbau untuk tetap waspada, namun tidak panik. Protokol kesehatan seperti penggunaan masker di ruang publik, menjaga kebersihan tangan, dan menghindari kerumunan kembali dianjurkan. Pemerintah juga mempertimbangkan kemungkinan pemberian vaksin booster tahap lanjutan jika dibutuhkan.


Bagaimana Efektivitas Vaksin Terhadap Varian Stratus?

Sejumlah studi awal menunjukkan bahwa vaksin yang tersedia saat ini masih memberikan perlindungan terhadap gejala parah akibat infeksi varian ‘Stratus’, meskipun tingkat efektivitasnya menurun terhadap penularan. Vaksin booster dengan formula baru yang disesuaikan untuk varian Omicron dan turunannya diyakini dapat meningkatkan perlindungan terhadap varian ini.

WHO dan lembaga-lembaga kesehatan global lainnya tengah memantau penyebaran dan dampak dari varian ini, serta mendorong negara-negara untuk mempercepat adaptasi vaksin dan kebijakan kesehatan.


Langkah Pencegahan dan Imbauan kepada Masyarakat

Untuk menekan potensi gelombang baru akibat varian ‘Stratus’, masyarakat diimbau untuk:

  1. Segera vaksinasi dan booster bagi yang belum melengkapi dosis.

  2. Gunakan masker saat berada di ruang publik tertutup atau transportasi umum.

  3. Cuci tangan secara rutin menggunakan sabun atau hand sanitizer.

  4. Hindari kerumunan, terutama di tempat tertutup yang tidak memiliki ventilasi baik.

  5. Segera tes dan isolasi mandiri jika mengalami gejala seperti flu, batuk, atau demam ringan.


Penutup

Kemunculan varian ‘Stratus’ menjadi pengingat bahwa pandemi COVID-19 belum sepenuhnya usai. Meski gejalanya cenderung lebih ringan, kecepatan penularannya tetap berisiko tinggi, terutama bagi kelompok rentan. Kesadaran masyarakat untuk menjaga protokol kesehatan, serta dukungan terhadap program vaksinasi nasional menjadi kunci dalam menghadapi varian baru ini. Pemerintah pun diharapkan terus memperbarui strategi kesehatan publik agar Indonesia tetap aman dan tangguh di tengah tantangan pandemi yang terus berevolusi.

sumber artikel: beritasaya.id